Jumat, 25 Juli 2014

24 Juli 2014

Hai semuanyaaaaaaa!
Cie dua puluh tahun cie.
Jadi, ceritanya kemaren itu gue ulang tahun gitu deh..hehe
Gue sebenernya bukan tipe orang yang suka ulang tahun karena satu dan dua alasan.
Ulang tahun gue kali ini agaknya sedikit berbeda dari tahun tahun sebelumnya, karena di hari ulang tahun gue, seharian penuh, 24 jam gue ada bersama keluarga gue. Gue tidak mengagendakan untuk pergi sama teman teman dlsb.

Oh ya, perihal info ulang tahun gue di facebook, sebenernya gue lebih seneng klo temen temen inget ulang tahun gue tanpa notification facebook. Lebih gimanaaaaa gitu.

Ada toko kue yang ga buka cabang di Jogja, jadi pada kesempatan kali ini, gue secara khusus membeli kue ulang tahun dari toko tersebut. Gue ga pake pesen segala, dan itu kue terakhir di toko itu kemaren, untung masih kebagian.

Nah, kemaren paginya itu nyokap gue masak panggang ayam, spesial karena ulang tahun gue. #fyi, panggang ayam ini adalah masakan yang ribeeeet bgt masaknya, biasanya 'keluar'nya cuma di hari hari spesial aja atau di hari hari lagi rajin mengolah. Tetep aja gue disuruh bantu masak, padahal pengennya jadi ratu sehari. Hahaa gpp sih :)

Abis makan siang gue sekeluarga ke mall, jalan jalan, beli kue dan beli kado.hihihi
Kayanya kebiasaan gue nanyain orang mau kado apa asalnya dari keluarga gue deh. Jadi, menurut gue, mendingan ditanyain langsung aja mau kado apa, daripada tebak tebak buah manggis ngasih kado yang belum tentu dipengenin. Selain ga mubazir, kadonya jadi lebih straight to the heart meskipun esensi surprise nya ga ada.

Abis itu birthday dinner deh sekeluarga, pulang dan beristirahat.

Ada sih yang bikin sedih di ulang tahun ini, soalnya ada orang yang gue tunggu tunggu engga mengucapkan selamat ulang tahun ke gue.wkwkwkw
Sepele sih, hanya 0,00009% dari kebahagiaan gue hari ini :D

Di ulang tahun gue ini, banyak sekali doa yang dipanjatkan temen temen semua, terima kasih banyak yaa , gue berdoa semoga terjadi pada kalian juga.

Harapan di umur 20 tahun ini banyak tapi cuma dua hal yg paling penting, yaitu sehat dan bahagia :)

Senin, 21 Juli 2014

Patience

Patience is never a waste of time, when your time finally comes then you'll realize that it's worth the wait, and you will credit yourself, that you couldn't have made any better choice than to wait after all.

Terjebak Me-Time?

Terjebak Me-Time.
Subuh subuh ini gue baca postingannya @shitlicious di blognya tentang kenapa orang memilih sendiri. Ada yang menarik saat gue membacanya. Yaitu orang yang memilih sendiri karena Terjebak Me-Time.

Gue sih setuju banget soal Me-Time yang bisa bikin kita menjalani hidup sendiri dan baik-baik aja. Ga melow, ga galau, dan ga au au disocmed.

Sedikit cerita klo dari sudut pandang gue sebagai cewe memaparkan bagaimana Me-Time itu buat gue adalah kaya bisa di dalem rumah aja gitu berhari hari, mandi cuma satu kali sehari, di kamar aja main hp, internetan, nonton film, dan ngabisin cemilan. Kadang juga Me-Time buat gue berarti shopping sendirian. Ke mall sendirian, pilih pilih sepatu sendirian berjam-jam tanpa ada orang yang ngeluh kelamaan nunggu, bisa ngeliat barang apa aja di mall tanpa mikirin ada yang nyatet di sejarah hidupnya atau engga kaya misalnya ngeliatin sendal refleksi yang dari kayu, nyobain sendal tersebut sambil lompat-lompat dan ga beli. Menurut gue itu something fun yang ga semua orang bisa diajak untuk ngeliat gue ngelakuin itu. Gue juga ga perlu mikirin ada yang cape ga seharian jalan di mall, ada yang kelaperan ga karena ga berenti untuk mampir ke suatu tempat untuk makan, karena gue sendiri suka lupa capek, makan dan minum saking asiknya.
Me-Time selanjutnya adalah bebas mau pake atasan apa, bawahan apa, sendal apa bahkan bebas mau pake baju atau engga tanpa ada seorang pun yang komentar, bisa ga dandan sama sekali atau bahkan dandan abis abisan cuma untuk iseng.
Gue suka banget Me-Time, selain tidur hanya dengan punya Me-Time lah gue bisa men-charge- kembali hati,pikiran, jiwa dan raga gue.
Saat saat Me-Time lah gue bisa melakukan hal hal yang ga bisa gue lakukin sebelumnya ketika gue sibuk.

Terjebak Me-Time emang ada enaknya juga ada ga enaknya.
Ga enaknya adalah gue jadi ga bersentuhan dengan kehidupan orang lain, gue baru tau klo si jomblo seumur hidup sekarang udah pacaran, ga tau ada acara main bareng ganggenggong, bahkan ga tau ini udah hari apa. Terkadang walaupun udah tau ada beberapa janji keluar rumah, demi Me-Time, gue jadi mensortir kegiatan gue, gue timbang timbang lagi segi kepentingan, keseruan, dan ekonomisnya, klo ga worthed ya gue sengaja membatalkannya dengan seribu satu alasa. Jelek ya.

Selain itu, terjebak Me-Time semakin sangat terasa di malam malam minggu, walaupun ga ada yang nuntut untuk 'ga sendirian', tapi hati kecil gue bertanya tanya....pada kemana semua orang.

Gue punya Me-Time Me-Time terbaik di hidup gue, sehingga gue lupa(?) soal mikirin ketunaasmaraan gue, atau mungkin gue sedikit peduli, sedikit kepedulian gue itu ternyata ga cukup untuk memperbaharui 'status' gue.
Cowo cowo baik banyak banget yang gue temui, tapi gue belum berhasrat untuk mencondongkan ke satu bahkan memilih.

Senin-Jumat sore emang hidup gue rasanya ga butuh 'pacar'. Sibuk kuliah, sibuk kasih makan-minum diri sendiri, sibuk ini itulah, berasa ga sempet buat pacaran lagi. Tapi setelah jumat malam sampe sabtu malam gue merasa temen cewe pun sulit gue gapai karena mereka bukan tuna asmara. Kemudian gue berpikir lagi, klo 'pacar' itu bukan sesuatu yang lo butuh pas jumat malem sampe sabtu malem aja, banyak yang sewajarnya dilakukan bersama 'pacar' bahkan setiap hari, dan gue blum bisa gitu.
Gue masih harus sibuk 'memperkaya' hidup gue.
Tapi anehnya gue ga khawatir tentang masa depan asmara gue.
Gue jalanin hari demi hari sebaik mungkin tanpa tau cinta itu bakal gue dapet kapan, dimana, dari siapa, dan dengan cara bagaimana.

Ilalang ga indah klo sendiri, tapi bakal lebih ga indah lagi klo di samping ilalang ada sapu lidi cuma supaya ga keliatan 'sendiri'.

Gue yakin segala sesuatu indah pada waktuNya.
Salam.

Jumat, 18 Juli 2014

Untukmu, ilalang.

Orang dewasa tidak akan memaksakan kehendaknya, tidak akan merengek jika tidak mendapatkan keinginannya.
Orang dewasa bisa menahan diri, menguasai dirinya dari pikiran bahkan perasaannya.
Aku ingat semua hal yang terjadi pada kita, tapi aku tak ingat kapan tepatnya kita mulai tak saling bicara.
Kita bicara, kita jelas bicara, namun kita bicara dengan rasa yang sudah berbeda.
Aku tau kamu tau keadaannya sudah berbeda. Aku tau kamu tetap berpikir klo kita sama saja. Tapi kamu lihat sendiri apa yang telah kuputuskan, dan kamu tidak melakukan apa-apa.

Kata orang, jika kita merindukan seseorang, maka orang yang kita rindukan sedang memikirkan kita.

Aku sangat merindukan kita.

Lihat, kita bahkan dewasa bersama waktu atau dewasa karena waktu, aku tak tahu.

Waktu yang menjelaskan pada kita tanpa sebuah kata, bahwa kita tidak bisa memiliki komitmen apapun bahkan sebelum kita pernah memikirkan tentang itu.

Terkadang aku mengeluh mengapa manusia membuatnya begitu sulit.
Kita, bersama waktu, telah melangkah ke tujuan masing-masing tanpa saling tahu apa sebabnya, kapan tepatnya, mengapa terjadi, bagaimana caranya, siapa yang salah dan benar, dan dimana akhirnya.
Aku tak bisa tulus hanya berteman denganmu. Sulit sekali. Lebih baik kita tidak saling bertemu atau bahkan jika takdir menginginkannya, jangan pernah melihat ke arahku.
Kita pada akhirnya, akan membisu tentang rasa yang pernah ada.
Untukmu, ilalang.
Salam.