Jumat, 27 September 2013

Sebuah status di facebook by: Oshie Bimantara

Allah, Bapa yang di sorga, 
Jiwaku gundah gulana
 Melihat apa yang terjadi dengan agama-agama.
 Mulai dari lahir sampai ajal 
Urusan agama sering jadi pengganjal 
Sepasang mempelai menikah
 Maka di hadapan petugas pemerintah 
Berkumpul sanak saudara kedua keluarga,
Namun, pencatatan nikah mereka tidak diterima, 
Sebab agama mereka tidak diakui negara. 
Astaga!
 Sejak kapan sebuah agama perlu pengakuan negara? 
Bukankah sejak zaman purba, Sebelum ada negara, Di dunia sudah ada banyak agama
 Dan tiap orang bebas memilih agama yang dia suka?
 Lalu dari pernikahan itu lahir seorang putra,
 Namun anak ini tidak boleh punya akta, 
Karena pernikahan orangtua dianggap tidak ada, 
Sebab kepercayaan mereka tidak diakui negara. 
Tanpa akta lahir anak ini susah cari sekolah, 
Ketika akhirnya masuk, lagi-lagi agama bikin susah, 
Katanya, tidak ada guru yang mengajar agama beda.
 Lalu, di sekolah muncul aturan busana agama.
 Teman sekelas yang semula sama Langsung melihat tembok pembeda: Ini kami, itu mereka. Hanya gara-gara busana. 
Apakah nanti ada sepatu yang berbeda berdasarkan agama?
 Tragedi kematian menimpa sang ibunda, 
Tetapi di kuburan jenazah tidak diterima, Katanya, kuburan ini khusus untuk suatu agama. 
Apakah sorga dikotak-kotakkan menurut agama?
 Dunia mengotakkan agama, Ikatan cendekiawan pun didirikan menurut agama.
 Bagaimana kalau tukang cendol mau berorganisasi? 
Apa nanti ada Ikatan Cendolwan agama itu dan ini?
 Allah, Bapa Suci, Bukankah tiap agama bermaksud mendekatkan diri Kepada Engkau Yang Ilahi? 
Dan semua insan Kau hargai Tanpa beda dan kecuali? 
Tetapi, mengapa demi agama justru terjadi iri, Emosi, dengki, dan benci, Lalu orang saling berkelahi? 
Allah berhati pemurah, Bukankah semua agama adalah jalan anugerah,
 Tetapi mengapa demi agama orang jadi marah,
 Lalu gedung ibadah dirusak dan dijarah? 
Allah yang rahmani, Apakah gerangan yang Engkau rasa di hati,
Melihat massa garang mengacungkan pedang, 
Bak laskar perang, Membunuh orang, 
Sambil meneriakkan nama-Mu dengan berang? 
Allah yang esa, Jiwaku gundah gulana. 
Mengapa gara-gara agama Timbul huru-hara dan petaka, Sehingga timbul derita?
 Mengapa ada orang begitu tega Menyalahgunakan agama 
Untuk mencari kuasa
 Untuk mengumbar angkara murka
 Untuk menimbulkan bencana? 
Bukankah tiap agama dimaksudkan untuk sejahtera? 
Bapa kami di sorga, Engkau mencintai orang sama rata,
Engkau menerbitkan surya Bagi penganut kepercayaan apa saja,
Engkau menurunkan tirta Bagi orang beragama dan tidak beragama.
Allah yang rahimi, Jiwaku merasa risi, 
Maka kunaikkan bisik hati, Seperti diajarkan Kristus, Anak Manusia Sejati, 
Ampunilah kami akan kesalahan kami Seperti kami juga mengampuni Orang yang bersalah kepada kami. Amin.

Minggu, 08 September 2013

All is well

Tema kotbah di Gereja gue bulan ini adalah HUBUNGAN. Entah kenapa gue langsung terusik gitu, mungkin karena gue masih jomblo. Perlu dicatat ini bukan lagi promosi.
Lebih dari hubungan dengan lawan jenis, bulan ini dimulai dengan kekuatan tentang hubungan antara Bapa dan anakNya. Tentu aja bagi bapa dalam dunia maupun Bapa dalam Sorga.
Singkat cerita, minggu ini ada Henokh, seorang yang pertama kali terangkat ke Sorga karena selama 300 tahun bergaul karib dengan Tuhan.
Membayangkan tiba tiba terangkat ke Sorga sungguh sulit untuk diselami. Ada kuda putih sebagai jemputan ke Sorga.
Anyway, berhubung gue adalah anak muda, kali ini udah pasti gue bakal tulis sesuatu tentang hubungan anak muda, hubungan dengan lawan jenis.
Ngeliat judulnya postingan kali ini, apa sih yg ada dipikiran lo ? klo gue: "duh, apaan ni?"
Beberapa hari yang lalu gue dikejutkan dengan tebakan sister gue tentang siapakah orang yang sedang gue sukai. Sebuah nama yang sangat mengejutkan dan yang pasti salah tebak. padahal klo seandainya tebakannya bener, gue berencana ngaku sih. wkwk
tapi gue juga bingung apa yang mau gue akuin.
Gue juga ga abis pikir kenapa sister gue ini bisa menarik kesimpulan seperti itu. Apakah selama ini gue udh salah dalm bersikap ke brother itu? apakah sikap gue ke dia seperti orang yang sedng jatuh cinta? kayanya engga deh. gue rasa gue biasa aja. Lagian, gue tipe orang yang klo lagi jatuh cinta malah udah deg-deg-an di radius 10 meter, gimana cranya coba orang lain bisa menangkap binar binar mata gue yang lagi jatuh cinta saat di dekat orangnya.
Sebenernya gue bukan ada pada tahap 'sedang jatuh cinta' ataupun 'suka', tapi lebih ke 'sedang menimbang' . Soalnya gue mau serius nih, sekali jadi untuk selamanya. cape klo harus putus lagi, dan memulai lagi dari keadaan 'terluka'.
Gue sadar klo hubungan dengan lawan jenis itu menyangkut juga hubungan dua keluarga besar.
Keluarga besar gue mewajibkan gue menikah dengan sesama suku, padahal gue pengen bgt nya ya sama bule, sama beda suku, beda negara, beda ras. pokoknya sebisa mungkin bukan sesuku sih. hehehe ^^v
Gue tau sih bakal banyak bgt halangan dan rintangan yang menghalangi seandainta berakhir dengan bukan yang sesuku. tapi gue yakin dan percaya, klo dari kedua belah pihak mau memperjuangkannya: All is well.